Langsung ke konten utama

Postingan

Resensi Novel Kedai Bunga Kopi

Postingan terbaru

Resensi Novel Sisi Sisi yang Menghidupkan

SISI SISI YANG MENGHIDUPKAN Judul            : Sisi-Sisi yang Menghidupkan Penulis         : Gallang Riang Gempita Penerbit       : Framepublishing, Yogyakarta Tahun Terbit : Maret 2014 Tebal Buku   : xxiii + 264 halaman Novel ini mengisahkan tentang tokoh bernama Hawa Wulan Cahyani, seseorang yang menyukai sesuatu yang berbau otak kanan. Berbeda dengan saudara kembarnya yang menyukai sesuatu berotak kiri, Adam Raditya kembaran Hawa. Kisah unik mengemas pengembaraan kisah tokoh-tokoh yang ada didalamnya, seperti halnya kembaran Hawa yang di gambarkan antara ada dan tiada. Begitupun kisah cinta yang selalu hadir sebagai bagian penyedap dalam setiap cerita. Dalam Sisi-Sisi yang Menghidupkan ini tersaji secara unik pula kisah cinta antara Hawa, Natha, dan Khessar. Cinta Natha pada Hawa terhalang oleh kasta, begitupun cinta Khessar kepada Hawa yang terhalang oleh persahabatan. Namun pada akhirnya Khessar mengalah demi persahabatannya. Kalau kita berfikir dengan

Bahasa Indonesia: Melangkah Mendunia

Tema : Upaya Internasionalisasi Bahasa Indonesia             Bahasa adalah sebuah alat atau sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Saat ini, bahasa yang paling populer di dunia dan dijadikan sebagai bahasa internasional adalah Bahasa Inggris. Semua itu tidak lepas dari usaha pemerintah untuk terus mengembangkan bahasanya sehingga dapat menjadi bahasa Internasional seperti sekarang. Indonesia pun mempunyai peluang yang sama untuk menjadikan bahasa indonesia sebagai salah satu bahasa Internasional.             Terdapat peluang yang memungkinkan internasionaliasasi bahasa Indonesia. Pertama, jumlah penutur bahasa Melayu – Indonesia yang cukup banyak. Banyaknya jumlah penutur bahasa Melayu –Indonesia dapat menjadikan peluang  yang cukup besar dalam upaya internasionalisasi bahasa Indonesia. Banyaknya penutur bahasa Indonesia memungkinkan beberapa penutur pergi ke luar negeri dan menggunakan bahasa Indonesia di sana bahkan mungkin menga

Sepotong Cerita

Entah angin apa yang membawaku mengikuti seleksi SNMPTN pada waktu itu, mungkin aku terbawa suasana teman temanku yang berminat mendaftar SNMPTN hingga aku tergiur untuk coba coba mendaftar. Sebelum mendaftar, aku izin lebih dulu pada kedua orangtuaku. Pada awalnya mereka tidak memperbolehkan aku kuliah di luar kota, dengan alasan jauh dari orangtua, aku memakluminya karena aku memang anak perempuan satu satunya dari dua bersaudara. Bukan hanya jauh, masalah biaya yang akan dikeluarkan cukup besar bila kuliah di luar kota turut menjadi pertimbangan mereka. Tetapi dengan sedikit bujuk rayuan akhirnya mereka setuju aku kuliah di luar kota dengan syarat, kuliah di Semarang saja yang tidak terlalu jauh. Aku tinggal di kudus, sekitar 2 sampai 3 jam untuk perjalanan Semarang Kudus ataupun sebaliknya. Di samping itu, aku juga mengikuti seleksi Bidikmisi untuk membantu orang tua meringankan beban biaya kuliah. Pada waktu mengikuti seleksi, aku awalnya bingung memilih program pendidikan